Halaman

Senin, 27 Oktober 2014

Radang Tenggorokan

Perhatian: Ini bukan postingan bersponsor meskipun ada nama merek yang saya sebutkan di dalamnya. Ciao!

Sebagai gadis yang agak rapuh (pret), saya cukup sering terkena penyakit radang tenggorokan. Kalau udara gak enak dan makan gak bener, udah dipastikan saya bakal langsung mengidap penyakit ini.

Gejala awal radang tenggorokan yang saya alami biasanya berupa sakit menelan, suhu tubuh naik (demam), dan diikuti sakit yang teramat sangat dasyat di tenggorokan (lebay). Pengennya minum terus untuk melancarkan tenggorokan yang entah kenapa rasanya seret, panas (kayak panas dalam), dan kalau menelan makanan sakit.

Penyakit ini bisa saya alami di mana-mana. Mulai dari pulau Jawa paling barat sampai pulau Jawa paling timur, saya kalau kena penyakit ya dia lagi, dia lagi! Di Bandung udah beberapa kali kena, terutama kalau pergantian musim dari hujan ke kemarau. Hari terakhir puasa saya kesiksa karena radangnya mulai menyerbu tenggorokan dan bikin bawaan pengen minum terus. Pas buka cepet-cepet banyak minum Adem Sari Chingu. Lumayan aman. Setelah lebaran, pas mau mulai KKN lagi, eh kena lagi. Akhirnya ke dokter deh, dikasih obat, hanya boleh makan yang rebus-kukus tanpa gorengan.

Pas saya lagi liburan ke Yogyakarta setahun lalu, penyakit ini nongol juga. Kesel banget, soalnya baru hari kedua di sana, eh, udah kena penyakit membetekan ini. Jadi gak enak kulineran, kan?! Akibatnya jadi gak nafsu makan dan demam. Minum air banyak-banyak gak bantu juga. Sepertinya karena udara di Yogya yang cenderung panas dan saya tinggalnya di hotel yang jelas ber-AC. Perpaduan udara panas dan kering kayaknya mempercepat penyakit ini hinggap.

Waktu saya lagi kuliah lapangan ke Alas Purwo, eh, penyakit ini nongol lagi. Saya gak nyadar kalau mau kena radang karena cuaca di Jawa Timur kan memang panas sekali. Jadi saya kira cuma efek kepanasan jadi gak enak tenggorokan. Saya juga males makan terus. Dikasih ayam atau daging gak mau, makanan saya seringnya gak habis dan cuma mau makan yang kuah-kuah, buah semangka, atau paling telur. Itu pun telurnya hanya ada yang bumbu pedes. Akibatnya radang saya makin parah. Di malam terakhir saya tepar juga, demam di tenda sampe Lisna (temen sekelompok) manggil temen yang tugas medis dan langsung dikompres sama dia. Demamnya mereda, eh, selama perjalanan pulang radangnya yang menjadi. Sepanjang jalan kenangan saya bersahabat setia dengan larutan penyegar dan adem sari, juga FG Troches (obat tenggorokan hisap, mirip permen POLO). Tapi tetep aja tenggorokan kerasa gak enak. Sampai Bandung saya langsung batuk pilek meskipun besoknya ada acara nikahan kakak saya. Perpaduan radang tenggorokan, pilek, dan kecapekan sukses membuat saya tumbang.

Dipikir-pikir, ini penyakit emang selalu muncul kalau cuaca lagi panas dan kering, kondisi tubuh gak fit, dan pola makan gak karuan. Setelah sakit yang terakhir (habis lebaran) dan saya ke dokter, baru saya tahu, ternyata penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Makanya timbul radang akibat infeksi. Akibatnya? Jelas demam.

Saya tanya ke dokter, karena saya penasaran kok sering banget kena radang kalau udara panas dikit, gimana cara ngehindarin? Kata dokter banyak minum, makan yang bener, kalau udara mulai gak bagus langsung makan FG Troches.

Lah, saya kan selalu makan FG Troches kalau udah kerasa radang, tapi kok gak ngaruh ya? Kata dokternya lagi FG Troches hanya berfungsi untuk pencegahan, kalau udah kena radang dia gak akan berfungsi dan tetap harus ke dokter untuk minta resep antibiotik dan vitamin.

Ooooooh jadi itu sebabnya... Jadiiiiii selama iniiii?! #eaaa

Minggu, 21 September 2014

Sensasi Ujian Ketok

Ujian ketok? Apaan, tuh?

Mahasiswa di jurusan Pendidikan Biologi UPI pasti sudah gak asing dengan yang namanya ujian ketok. Beberapa mata kuliah terutama yang ada kegiatan praktikumnya biasanya menggunakan metode ujian ketok untuk evaluasi.

Ujian ketok adalah metode ujian yang mengharuskan mahasiswa untuk menjawab soal dalam waktu yang ditentukan. Biasanya waktunya 1-1,5 menit untuk setiap soal yang akan ditandai dengan bunyi 'ketokan' untuk setiap segmennya. Yang membuat ujian ini berbeda sensasinya adalah ketokan tadi juga menandai perpindahan mahasiswa dari satu soal ke soal lainnya.

Bingung?

Oke, kita ibaratkan ada 20 meja di dalam satu ruangan. Di setiap meja akan diletakkan satu buah soal yang biasanya lengkap dengan objek atau spesimen yang harus diamati sebagai patokan soal tersebut. Soal harus dijawab dalam waktu yang ditentukan. Nah, kalau bunyi 'ketokan' sudah terdengar (yang mana bisa menimbulkan serangan jantung ringan bagi yang kagetan) tandanya waktu habis dan kita harus pindah ke soal di meja sebelahnya (yang nomornya lebih besar). Kalau kita belum selesai mengerjakan soal? Ya tetep aja harus pindah! Soalnya ada teman lain di sebelah kita yang harus mengerjakan soal nomor itu. Akibatnya, kalau kelamaan mikir justru kita gak akan bisa menyelesaikan soal-soal di ujian ketok dengan baik. Kita dituntut harus konsentrasi, teliti dan berpikir cepat. Syukur-syukur kalau bisa mengingat nomor dan soal yang belum kita jawab, artinya kelebihan waktu di soal berikutnya bisa kita gunakan untuk menjawab soal yang terlewat. Kalau lupa? Yah, relakan saja :)

Ujian ketok selalu membuat kami deg-degan dengan sendirinya. Pasalnya, objek yang menyertai soal bisa menjadi tombak dari pertanyaan yang macam-macam. Syukur-syukur kalau jawabannya bisa ditemukan dari ciri-ciri objek yang terlihat. Seperti misalnya diletakkan sekuntum bunga dan pertanyaannya adalah "Disebut apa jenis perbungaan pada bunga tersebut?". Nah, kita tinggal mengingat aja kan, bentuk perbungaan yang demikian disebut blablabla. Cukup gampang, kan? Kecuali kalau jenis-jenis perbungaannya kita lupa. Nah itu beda cerita.

Sekarang coba bayangkan kalau pertanyaannya adalah hapalan yang kebetulan tidak tercerminkan dari ciri-ciri yang terlihat di objek soal. Diletakkan awetan basah alga yang warnanya mungkin aja udah berubah dari ijo jadi kuning atau coklat karena pengawetan. Kita lupa, alga apaan ini?! Padahal yang ditanya pigmen yang memberikan warna pada si alga. Mampus aja, kan? Inilah yang namanya nasib. Nasib buruk lebih tepatnya. Bye-bye aja sama soal yang seperti itu. Boleh dijawab asal gak malu pas nanti diperiksa dan ternyata jawabannya ngaco berat sampe bikin asprak atau dosen ketawa. Siapa tau aja, kalau nasib lagi mujur, jawabannya bener. Iya kan?

Kenapa sih harus ujian ketok? Gak bisa ya pake metode ujian lain yang lebih normal? Ujian tertulis gitu?

Nah, ini karena ujian ketok dinilai efektif baik dalam waktu maupun persiapan terutama bagi ujian yang memerlukan objek di setiap soalnya. Bayangkan kalau setiap mahasiswa diberikan 30 soal ujian beserta spesimen-spesimennya satu setiap orang. Bisa penuh kali ya, meja ujiannya menampung 30 bunga-bungaan pas ujian Botani Phanerogamae? Belum lagi akan paciweuh bingung spesimen mana untuk soal yang mana, bagian mana yang ditandai untuk menjawab soal a, b, atau, c, dan sebagainya. Atau kalau setiap soal dosen harus mengelilingkan toples berisi makhluk invertebrata hanya untuk pertanyaan "Apa nama species hewan tersebut?" pada 35 mahasiswa di kelasnya. Abis waktu gak puguh, kan?

Dengan ujian ketok, dosen dan asprak bisa menghemat penyediaan objek-objek yang dibutuhkan di spot setiap soal dan hanya menyediakan 1-2 spesimen cadangan untuk objek segar yang mungkin rusak seperti bunga atau buah. Dengan ujian ketok, waktu 60 menit cukup untuk menguji satu kelas dengan 50 soal beranak a-b-c-d sekalipun (paling mahasiswanya yang menderita). Dengan ujian ketok, setiap mahasiswa akan melihat objek secara langsung, kegiatan praktikum juga menjadi berarti karena soal dan pertanyaan pasti pernah dijawab atau minimal gak jauh beda berdasarkan pengamatan langsung saat praktikum. Dengan ujian ketok, soal bisa bervariasi pertanyaannya dan yang pasti bukan hanya menguji hapalan tapi juga kemampuan observasi dan pengaplikasian teori-teori yang terkait.

Gak hanya ujian praktikum, kadang ujian teori juga dibuat dalam versi ujian ketok untuk menghemat kertas soal dan menghemat waktu ujian. Misalnya waktu normal untuk ujian teori tertulis dengan 60 soal pilihan berganda adalah 120 menit. Kalau pake ujian ketok, 60 menit aja cukup karena satu soal harus dijawab satu menit (misalnya) dan mahasiswa pasti beres serentak dalam waktu tersebut.

Selain itu kesempatan nyontek dalam ujian ini dibuat sekecil mungkin. Kalau ujian tertulis, nih, ada yang nyontek paling pengawasnya bilang, "Hey, kamu yang di sana! Jangan nyontek!" atau paling kejam ngambil kertas jawabannya dan membuat mahasiswa bersangkutan menangis tersedu-sedu. Kalau di ujian ketok, ada yang ketauan nyontek maka konsekuensinya adalah 'ketokan' dibunyikan saat itu juga. Artinya? Kalau ada yang nyontek pas waktu baru berjalan 10 detik ya udah, bakal ada ketokan yang memaksa semua mahasiswa berpindah soal. Maaaaan, baca soalnya aja belum, eh udah diketok! Dijamin si pencontek akan ditatap dengan penuh kebencian oleh seisi kelas yang dirugikan karena tindakannya.

Bagi yang belum terbiasa dengan ujian ketok, biasanya akan pontang-panting mengerjakan dengan muka pias, mata terbelalak saat melihat soal karena otak blank saking paniknya, tangan sulit menulis karena gemetaran, tersandung-sandung kursi saat pindah soal, salah arah pas pindah soal (harusnya ke kanan malah ke kiri, bikin tabrakan sama temen sebelahnya), daaaaan berakhir menyerahkan lembar jawaban yang penuh coretan dan tip-ex karena salah ngisi soal. Harusnya ngisi di nomor 7 eh malah ngisi di nomor 1! Akibatnya jawaban berantakan dan tambah panik lagi. Hahaha...

Yah, begitulah ujian ketok. Meskipun terkadang dirasa ribet dan menyusahkan (oleh mahasiswa) karena harus ngisi soal banyak dalam waktu sedikit dan tidak bisa berpikir lama, tapi sebenernya seru dan ngangenin. Bagi yang sudah tingkat atas (ehem) pasti sudah pernah merasakan semua versi dari ujian ketok ini. Dari yang di dalam lab dengan objek langsung, di dalam kelas dengan infokus, sampai di pantai atau hutan saat kuliah lapangan. Dari waktu satu menit untuk setiap soal yang mengakibatkan kepanikan karena waktunya dianggap kurang, sampai dua menit yang berakhir dengan kebengongan geje karena gak tau harus ngisi apa. Dari yang ketokannya berupa palu beneran, penghapus papan tulis yang diketok di meja dan menyebabkan kebul kapur, sampai pantat panci yang dipukul pake serokan buat masak.

Ah, ujian ketok. I'll miss you so much!

P.S.: Mohon maaf kalau ada kesalahan dalam pendeskripsian tentang ujian ketok ini. Aku hanyalah manusia biasa, Qaqa :3

Sabtu, 30 Agustus 2014

About KKN and its Issue

KKN berakhir dan banyak hal berlalu. Semester tujuh menghampiri dan akhir perkuliahan (insyaAllah) semakin dekat.

HOW IS KKN?

Banyak yang terjadi selama dua bulan skip ketemu sama anak-anak biologi. Terus terang pas mau mulai KKN rasanya males banget. Saat itu lagi sering-seringnya bareng sama anak-anak kelas dan angkatan karena selama empat bulan sebelumnya bareng-bareng ngurusin kulap ekum. Selain itu selama tiga tahun terakhir juga emang hampir gak pernah lebih dari dua minggu gak ketemu anak-anak sekelas karena selalu ikut semester padat pas libur semesteran. Jadi kebayang dong, gimana 'gamang'nya misah sama anak-anak biologi dan berbaur dengan 10 orang lainnya yang latar belakang, asal usul, tindak tanduk, perangai dan kebiasaannya masih wallahualam?

Dari awal KKN gak pernah muluk-muluk ngeharepin dapet temen KKN yang asyik-asyik. Asal cukup bisa diajak kerja sama dalam ngerjain proker, udah cukup. Apalagi lokasi KKN-nya masih di kelurahan tempat tinggal saya (atas request mama). Jadi pemikiran saya: kalau cekcok sama anak-anak KKN, tinggal kabur-kaburan ke rumah aja. Niatnya rada-rada gak bener nih. Hahahaha...

Yang lucu, dulu kan awalnya berat banget rasanya mau pisah sama anak-anak biologi. Eh, pas akhir KKN ternyata lebih berat pisah sama mereka. Kenapa? Seenggaknya pisah 2 bulan dari anak-anak biologi akan berujung pada pertemuan lagi karena masih ada kurang lebih 6 bulan - 1 tahun bareng-bareng kuliah. Apalagi biologinya sendiri kan bakal jadi almamater bersama nantinya. Pasti banyak kesempatan untuk ketemu di masa depan. Tapi setelah pisah sama temen KKN? Apa bakal ada yang jamin bisa ketemuan lagi sama mereka? Istilahnya kan kita dipertemukan hanya untuk memenuhi kewajiban mata kuliah 2 sks itu. Setelah itu? Pasti pada sibuk dengan kegiatan tingkat akhirnya. Gak banyak kesempatan untuk ketemu dan hangout kayak pas masih di posko dulu. Akhirnya malah jadi sedih banget pisah sama kelompok KKN saya :(

Well, semoga kita masih tetap bisa keep in touch setelah ini ya... Terima kasih untuk semua pengalamannya, KKN Cibeureum :)

THE ISSUE AFTER KKN

Beberapa temen saya banyak yang cinlok dengan teman KKN-nya. Termasuk dua temen deket yang punya pacar temen KKN-nya sendiri. Saya gimana kabarnya?

Saya masih sendiri aja, kok :)

Tolong, ya, dibacanya jangan dengan nada ngenes gitu. I'm happy with my condition, kok.

Buat yang suka menghina-hina saya karena selama kuliah gak punya pacar, misalnya, please mind your own business. You don't know my story. Saya menjomblo memang karena ini pilihan hidup saya. Menjalin hubungan itu kan sebuah pilihan dan pilihan saya adalah untuk tidak menjalin hubungan dengan berpacaran. Jadi, jangan sok tahu dengan mengomentari kejombloan saya pasti bikin saya menderita karena sesungguhnya, enggak, kok. Saya happy, 100% happy dengan pilihan saya.

Saya yakin seyakin-yakinnya, setelah ini banyak yang nanya (terutama di kampus), "Temen-temennya udah pada punya pacar. Kamu kapan?"

Well, please don't bother to ask me the question. I don't think I'll answer it properly.

Minggu, 10 Agustus 2014

About Writing

Ehm, kembali dengan kalimat...

UDAH LAMA YA, GAK POSTING DI SINI?

Buahahaha...
Emang ini blog kok kesannya kayak jadi pelampiasan rasa bosan aja ya? Itu pun sewaktu-waktu *puk-puk blog*. 

Pengen ngomongin ah, penyebab saya sedikit banget nulis di blog itu kenapa. Jawabannya tidak lain tidak bukan adalah karena.... *jengjeng* MALES NULIS!

Ih, ya amplop malesnyaaaa. Beneran lho, ini gak bohong *yee kenapa juga musti boong*

Entah kenapa akhir-akhir ini *baca: beberapa tahun ini* ga ada keinginan untuk nulis. Ide mah banyaaaaak banget. Sampe udah rencana dari sebelum kulap ekum, entar pas pulang pengen nulis tentang kulap ekum ah biar bisa jadi referensi buat adik kelas. Siapa tau manfaat. Hehe... Gaya, kan? Tapi oh tapi itu tulisan masih ngendog aja di dokumen laptop. Selesai setengahnya juga belum. Hadeuuuuh....

Jadi rindu masa-masa jadi active writer dulu. Pas jaman itu masih SMA gitu lah. Lagi seneng-senengnya nulis, apalagi di blog yang dulu. Fufufu... itu blog berisi curhatan dengan kealayan membabi buta yang rasanya polos banget hahaha... Dulu nulis mah nulis aja dengan gaya bahasa yang amburadul tapi ceritanya nyampe aja gitu hihihi... Dan postingannya udah lumayan banyak juga. Seminggu bisa beberapa kali ngepost dan sekalinya berhenti itu emang karena niatan pengen hiatus, bukan karena tiba-tiba buntu ide atau males nulis. Pada dasarnya ide itu gak pernah habis, toh kejadian kecil pun bisa jadi bahan tulisan dan kayaknya dulu sih emang gitu. Tapi itu dulu......

Udah gitu saya sering juga bikin fanfic. Fanfic-fanfic saya tokohnya pake idol-idol Korea macem SNSD sama Suju gitulah hahaha... Abis dulu kan masih ngefans banget sama Suju *Kyaaa Oppa Oppaaaaa* *ya sekarang juga sih, sama SNSD masih Suju enggak untungnya* Tapi itu fanfic lumayan juga ceritanya *muji diri sendiri*. Ada kok yang baca, malah dulu suka dapet komen sampe 50 lebih. Itu udah merupakan penghargaan banget buat saya haha secara penulis amatir, jadi ada pembaca yang ngakuin fanfic buatan saya bagus aja udah sueneng buanget :D Seminggu bisa posting 2 fanfic berupa oneshoot atau satu part serial gitu. Tapi itu dulu...... 

Dan lagi nulis fanfic yang diposting di internet itu ya amplooop ada aja ujiannya. Pertama pembaca yang gak komen. Muahaha alay banget ya nulis di blog pribadi gak dikomen aja gak apa-apa, giliran fanfic ya harus ada dong. Alibinya biar bisa ningkatin kualitas fanfic dengan komentar membangun padahal ya emang pengen aja dihargai oleh para pembaca yang budiman hehehe :D
Yang kedua adalah banyaknya orang yang copy-cat tulisan seenak udel. Ampun deh. Itu biasanya para ababil yang punya fanpage di FB dan seenaknya ngambil fanfic orang buat dipost. Dipostnya pun di status gitu, bukan di note. Jadinya kan gak ke-track kalau kita nyari di note karena dia emang nulis di status yang bisa ketimbun-timbun sama status baru. Ketauannya gimana dong? Ya pake google. Saya iseng aja masukin satu kalimat dari ff saya dan taraaaaaa muncul beberapa link ke FB padahal saya gak pernah post fanfic di FB. Bener aja deh banyak fanpage yang masukin fanfic saya tanpa nyantumin credit. Elah.... Setelah beberapa kali marahin para admin fanpage itu *yang berakhir dengan penyangkalan atau alasan berupa gak-tahu-siapa-yang-ngepos-fanficnya-mungkin-admin-lain-pret-ah* akhirnya saya resmi hiatus dari dunia perfanfican. Kreativitas ditiru dan dicuri itu periiiih jenderal. Tapi yang jadi bumerang adalah begitu saya hiatus dari dunia fanfic yaaa keaktifan saya menulis di dunia lain juga ikut berkurang huhuhu...

Kebiasaan nulis ini emang mulai meluntur setelah masuk kuliah. Entah karena perhatian tercurah pada tugas *pret* atau emang makin tua ide itu kayak makin susah keluar ya? Padahal fasilitas udah enak banget buat nulis. Laptop ada, internet juga ada. Tapi malesnya melebihi dulu pas masih blogging pake komputer konde dengan modem lelet atau pas pake laptop tapi internetannya fakir wifi di sekolah atau tempat les. Emang yang namanya kreativitas dan kemauan gak akan bisa dibeli sekalipun pake fasilitas sebagus apapun *terharu*.

Mungkin bener juga sok tau-sok tauan saya tentang menulis selama ini. Menurut saya ada beberapa halyang bikin aktivitas menulis saya jadi mampet. Ini sih berlaku buat saya aja yaa, gak menutup kemungkinan ada yang pengalaman menulisnya sama atau beda sama saya.

Pertama, nulis yang terlalu dipikirin dan direncanain. Kalau lagi punya ide nulis mendingan cepet-cepet ditulis aja deh, jangan banyak dipikirin ini ntarnya mau gimana atau isinya apa aja. Pokoknya harus spontan nulis dengan cepat, idenya keluarin aja semua. Gak boleh ditunda, karena biasanya pas ada ide ada passion juga jadi sebelum keduanya luntur cepet dituangin. Saya kalau nulis kayak gitu bisa lebih bagus hasilnya. Ntar belakangan baru dibaca lagi, terus diedit seperlunya. Kalau saya nulis kebanyakan mikir dan bikin konsepan dulu biasanya malah gak jadi hahahaha...

Udah gitu yang kedua pamalinya adalah ngasih tau orang lagi nulis apa. Misalnya kayak dulu, saya suka cerita ke temen yang sama-sama suka nulis fanfic, eh eh aku mau nulis cerita tentang ini lho dan gak lama di tengah-tengah penulisan itu fanfic mentok. Mentok di ide dan kemauan. Entah ya sugesti atau enggak tapi yang pasti sering banget kejadian kayak gini. Terus kalau cerita dibaca orang sebelum beres ditulis juga biasanya gak selesai. Aneh emang.

Nah yang ketiga, tulisan yang ditulis terus gak selesai dan didiemin lamaaaaaa banget. Ini bisa jadi dua nih, pas dibaca lagi jadi bikin tertarik untuk ngelanjutin dan berhasil dilanjutin atau tertarik untuk ngelanjutin dan berakhir ngenes karena lupa, ide awalnya apaan ya? Ahahaha dudul emang...

Anyway, saya sih berdoa semoga ide, kemauan, dan keinginan saya untuk menulis segera balik lagi. Belakangan nyoba-nyoba nulis fanfic lagi tapi hhhh.... *menghela napas ceritanya* ya sudahlah, biar waktu yang menjawab kapan saya bisa kembali aktif seperti dulu. Semoga dimudahkan oleh Allah untuk meneruskan hobi saya yang satu itu. Aamiin...

Rabu, 07 Mei 2014

D-17 General Ecology Field Trip to Alas Purwo National Park

Gak kerasa aja, semester 6 udah hampir beres. Segala keripuhan di semester ini kayaknya ketutup sama fakta bahwa kuliah lapangan ekum tinggal 17 hari lagi. Padahal masih ada laporan, revisi makalah, proposal skripsi, dan tugas-tugas lain yang menanti. Tapi dengan jujur saya katakan bahwa... ekum sangat menguras perhatian, emosi, dan finansial.

Selamat datang akhir semester 6. Semoga Allah memudahkan. Aamiin.


Minggu, 04 Mei 2014

Resep Pancake Super Gampang

Hai, faaaaans~~
Selamat berhari Minggu ;)

Kali ini pengen share resep pancake, nih...
Beberapa bulan yang lalu pernah pengen banget makan pancake. Karena kalau beli kan mahal ya kakak, akhirnya saya pengen nyoba bikin sendiri aja. Setelah searching 7 hari 7 malam, dapetlah resep pancake yang kayaknya gampang banget buat dicoba. Apalagi takarannya gak pake gram-graman tapi pake cup! Untuk orang pemales kayak saya hal ini amat menyenangkan :D

Resep ini didapet dari blognya mbak Erlia (yang saya belum kenal juga sih sebenernya muahahaha) dan saya salin dengan beberapa tips di dalamnya.

Anyway, ini resep plain pancake yang enak dan gampang banget. Bahan-bahannya biasanya ada di rumah. Saya aja pas spontan mau bikin dan cek bahan ternyata ada semua :D Untuk seresep biayanya terhitung gak mahal. Pake telurnya pun cuma satu! Gak perlu mixer, blender, ataupun oven. Cuma butuh mangkuk, baskom, whisk (pengocok telur), wajan datar, laddle, spatula dan kesabaran. Dijamin pasti bisa bikin walau baru pertama kali. Selamat mencoba yaa...

Resep Pancake

Alat:
- Baskom
- Mangkuk
- Whisk
- Wajan datar
- Laddle (sendok sup)
- Spatula
- Timbangan
- Gelas ukur (udah kaya mau praktikum aje -_-)
atau
- Measuring spoons
- Measuring cups (lebih gampang pake ini)

Bahan:
1 cup terigu serbaguna (1 cup setara dengan 140 gram, tepung yang saya pake biasanya segitiga biru)
1 sdm gula halus
1 sdt baking powder
1/2 sdt baking soda
1/4 sdt garam
3/4 cup susu cair (3/4 cup setara dengan 180 ml)
2 sdm cuka (ini optional, bisa dipake atau enggak tapi saya biasanya gak pake karena pancakenya jadi asem kalau pake cuka. cuka sebenernya berfungsi untuk bikin pancakenya jadi fluffy gitu)
1 telur ukuran sedang - kocok lepas
2 sdm unsalted butter (mentega tawar) - lelehkan

Cara membuat:
1. Campur susu cair dan cuka dalam mangkuk kecil, diamkan 5 menit
2. Adonan kering: Campur terigu, gula, baking powder, baking soda, garam dalam mangkuk besar
3. Adonan cair: Campur telur dan butter yang udah dilelehkan, tuang ke campuran susu dan cuka
4. Tuang adonan cair ke adonan kering. Aduk (tanpa mixer) sampai rata
5.  Panaskan wajan datar dengan api sedang
6. Oles dengan sedikit butter/ minyak
7. Tuang adonan sebanyak 1/2-3/4 laddle (sendok sup) atau sesuai selera, tergantung ingin sebesar apa pancakenya. Tuangnya di satu titik ya, supaya adonannya nanti melebar sendiri ke samping membentuk lingkaran
8. Tunggu sampai muncul gelembung-gelembung/lubang-lubang di hampir seluruh permukaan pancake, balik pancake
9. Tunggu kira-kira 30 detik (gak pernah ngitung sih, tapi pake feeling aja muehehehe). Angkat pancake saat sudah matang
10. Jadi deh :D


TIPS!
1. Buat yang bingung harus pake mentega tawar macam apa (yang harganya rada mihil juga ya kakak) jangan khawatir! Saya biasa pake blueband dan hasilnya pun oke-oke aja kok :)
2. Mentega yang dioles di wajan gak harus banyak. Saya cuma pake sekali di awal dan setelahnya tiap mau nuang adonan gak pernah pake mentega lagi. Kalau kebanyakan pake mentega biasanya malah gosong.
3. Apinya jangan kebesaran! Kalau wajan udah berasep-asep lebih baik diemin dulu sampe agak dingin, baru mulai lagi. Kalau enggak, dijamin hasilnya gosong!
4. Kalau sekiranya adonan kekentelan, bisa ditambahin susu atau air. Kalau keenceran, tambahin aja terigunya. Ini nambahinnya pake feeling aja ya hehe... Semakin kentel adonan, pancakenya akan semakin tebel.
5. Kalau pengen sarapan pancake tapi gak yakin bikinnya sempet subuh-subuh, bisa banget loh adonannya dibikin malem. Tinggal ditutup pake plastic wrap dan dimasukin kulkas. Besok paginya diaduk-aduk biar adonannya rata lagi dan siap dibikin jadi pancake :D

Biasanya saya pake vla coklat makannya. Yang foto bawah itu ditambah oreo crumble :9
Vla coklatnya... bikinan mama. Muahahahahaha....
Untuk resep vla coklat monggo dicari di internet yaa *pemalas*. Kalau gak ada mama biasanya saya pake vla instan. Itupun enak kok :) Atau pake selai/susu kental manis. Eaaaa jadi ngiler... *tampar diri sendiri biar gak drooling*

Well, have a nice Sunday, fans!

Kamis, 17 April 2014

A Journey Called "Book" - Winnie The Pooh

Being a book-addict isn't my choice at first. It was my mom's.

Sebagai seorang pecinta baca dan buku, mama selalu menyuruh anak-anaknya untuk beli satu buku setiap bulannya, pas momen belanja bulanan. Maksud dan tujuannya sederhana, supaya anak-anaknya cinta buku. Kebiasaan ini berlangsung selama kurang lebih dari saya TK sampai SD. Dan jujur aja, ini yang membuat saya bisa jadi orang yang sangat hobi baca seperti sekarang. Selera buku saya tentu aja gak sama sejak kecil. It is changed, through the times.

Pada awalnya saya suka beli buku cergam Winnie The Pooh. Itu, lho, cerita tentang Pooh si beruang madu dan temen-temen binatangnya yang lain kaya Piglet si babi kecil teman baik Pooh, Tiger si harimau periang, Eeyore si keledai pendiam dan penyendiri, Owl si burung hantu bijak, Rabbit si kelinci yang agak-agak galak (kalau gak salah), Christoper Robin--satu-satunya manusia di cerita itu, dan banyak lagi tokoh lainnya.

Peta Desa Pooh dan Kawan-Kawan

Bisa baca di sini untuk tau lebih banyak tentang Winnie The Pooh.

Well, it's kind of amazing how my brain is managed to still remember those details. Bahkan saya masih inget cerita-ceritanya. Ada yang tentang Piglet yang bikin rumah dari kayu, temen2nya pengen masuk ke rumah itu tapi karena kekecilan akhirnya ga dibolehin sama Piglet (akhirnya mereka semua bikin rumah kayu yang lebih besar bareng-bareng), ada juga tentang Tiger yang loreng-loreng di tubuhnya tiba-tiba menghilang kalau gak salah karena kena hujan (pada akhirnya loreng2nya muncul lagi setelah dia nyoba berbagai cara), terus tentang Pooh yang takut ke dokter dan akhirnya diajakin Christoper Robin (lupa akhirnya gimana), dan terakhir (yang saya inget) ada tentang Eeyore yang ekornya ilang (ini absurd, dan saya juga lupa ini ceritanya ada atau cuma imajinasi saya doang).

Saya masih inget juga karakter tiap tokohnya, Pooh si beruang madu gendut yang tergila-gila sama madu dan cuma pake kaus merah doang, gak pake celana. Piglet, babi berwarna pink dengan baju garis-garis (itu baju bukan sih?) yang selalu gugup kalau gak ada Pooh di dekatnya. Tiger si harimau yang cara jalannya aneh dan gak akan pernah dibahas sebagai cara jalan hewan mamalia di matkul Zoover yaitu lompat-lompat dengan ekornya sebagai tumpuan. Eeyore, keledai yang kesian banget, pendiem, rumahnya di pinggir sungai dan jauh dari yang lainnya, udah gitu cuma berupa dua kayu yang saling bersender (kaya atep rumah gitu), ekornya bisa lepas dan selalu dipitain pink. Rabbit si kelinci yang punya kebon wortel di depan rumahnya dan suka senewen sendiri kalau Tiger mulai lebay bertingkah. Owl burung hantu yang multitalenta, bisa jadi penasihat, dokter, guru, dan lain-lain. Terus yang terakhir Christoper Robin, manusia yang ganteng muncul entah dari mana, suka ngasih nasihat kalau Pooh dkk mulai-mulai ngaco kelakuannya. Chris itu ibaratnya seperti kakak asuh gitu deh bagi Pooh.

Karakter di kartun Winnie The Pooh

Cerita-cerita dari buku Pooh koleksi saya ini selalu tentang cerita ringan, ditulis dalam buku tipis full colour, cocok buat anak-anak yang baru mulai belajar baca. Sebelah halaman untuk gambar dan sebelahnya lagi untuk narasi cerita yang tidak terlalu banyak, ditulis dalam huruf berukuran cukup besar khas buku anak-anak. Pas saya belum bisa baca, mama selalu bacain untuk saya, biasanya malem2 sebelum tidur setelah buku itu dibeli. Gak tau kenapa sampai sekarang masih kebayang gimana asik dan enaknya tidur di sebelah mama atau papa sambil dibacain buku cergam Winnie The Pooh. Atau besok paginya abis pulang sekolah saya duduk-duduk sambil bolak-balik buku itu, ngeliatin gambarnya. Kadang suka nusuk-nusuk penuh emosi ke gambar tokoh yang kelakuannya kebetulan lagi nyebelin di buku itu *dari kecil udah kejam, ya, maaf*

My Very First Winnie The Pooh

Buat saya, Winnie The Pooh itu ibaratnya buku pertama saya. Dan memang tagline di buku-buku cergam itu adalah "My Very First Winnie The Pooh". Isi ceritanya bermakna dan selalu ada "the moral of the story" atau moral cerita di akhir ceritanya. Temanya tentang kejadian keseharian yang sering terjadi, terutama di dunia anak-anak. Tokohnya punya karakter yang 'manusiawi' dalam artian walaupun baik tapi kadang bisa bikin salah juga atau walaupun keliatannya nyebelin tapi pasti punya sifat baik yang gak disangka-sangka. It's a good book, indeed.
Kalau nanti saya punya anak, buku ini (kalau masih ada tentunya) pasti akan jadi salah satu buku yang saya beliin untuk dia. Sangat disayangkan, saya kurang apik dalam memelihara buku *bahkan sampai sekarang*. Jadinya buku-buku koleksi Winnie The Pooh saya bertebaran entah ke mana, udah bertahun-tahun gak pernah saya lihat lagi hiks... *seka air mata*

For me, Winnie The Pooh isn't only the honey addict bear that wear the same red t shirt everyday. He is more than that. Definitely more than that :')

THINGS I HATE THE MOST

Setiap orang pasti punya hal yang dibenci. Iya, kan? Iya, dong...
Begitu pula dengan saya :D Yah, walaupun kece, tapi saya kan tetap manusia biasa :’)
Jadi, mari kita coba telaah satu persatu apa saja yang hal-hal yang saya benci itu......

WARNING! Sebelumnya, saya kasih tau kalau postingan ini berisi tulisan yang sangat subjektif dan tidak akan ada gambar di dalamnya *masa iya saya masukin gambar tentang hal-hal yang saya benci* Jadi.... jangan bosan ya!

1.       Katak dan Reptil
Oke, ngaku deh. Ini mah keparahan! Secara saya anak biologi tapi takutnyaaaaaaaa kebangetan kalau udah liat katak, ular, kadal, dan lain-lain *menrinding*. Kalau dipikir-pikir lagi, kalau aja saya sedikit inget sama ketakutan saya akan semua binatang ini pasti pas milih jurusan buat SNMPTN saya udah mencoret biologi dengan seribu coretan dari list jurusan yang akan dipilih. Tapi apa boleh buat, saya gak sadar sama hal ini dan keterimanya juga di Biologi instead of Matematika hahahaha tapi i swear that saya gak menyesal kok masuk Biologi :)

Well....... This phobia got me into a very hard situation setiap kali praktikum yang ada hubungannya sama hewan-hewan. Pertama praktikum Struktur hewan di mana ada dua minggu saya lalui dengan termehek-mehek karena berturut-turut ngebedah kodok dan kadal. Teruuuus ada praktikum Zoologi Vertebrata di mana dua minggu berturut-turut pula saya harus identifikasi katak, kodok, kecebong dilanjut kura-kura, kadal, tokek, biawak, komodo, dan teman-temannya *merinding lagi*. Walaupun berupa awetan basah dan kering (kecuali kecebong yang fresh from the kolam where they lived in* tetap aja saya merinding disko selama praktikum dan jejeritan tiap ada yang nyodorin kodok *tepok jidat*. Udah gitu pas fisiologi hewan malah lebih parah karena harus dekapitasi katak which is, let me tell you, sangat kejam untuk dilihat mata yang polos seperti mataku huhuhuhu silakan cari tau sendiri gimana tuh cara dekapitasi *huk*

Beberapa dosen sama asprak ada yang gemes banget liat saya dan temen yang takut kodok juga *yeeaaay ada temen! #plak* karena kami pasti bikin ribut tiap praktikum dengan jejeritan geje. Saya dianjurkan untuk membuang rasa takut saya. Tapi... pegimana dong kalau udah takut mah *nangis sesenggukan*. Gak ngerti juga apa yang bikin takut atau jijik yaaa tapi sepertinya muka mereka yang nasteung *apa ya istilah indonesianya* bikin saya ilfil berat kalau liat mereka. Sama kura-kura aja saya takut coba!!!

Bahkan kalau liat di tv atau laptop atau gambar di buku juga geliiiiiiiii banget sampe kalau di buku muncul, di halaman yang ada gambarnya saya gamau megang *facepalm*. Pernah suatu kali saya lagi nyari istilah apa gitu buat laporan zoover di google, kalau gak salah tipe posisi jari di burung petengger, segala macam tipe kaki zygodactilus gitu lah. Dan pas searching di google yang keluar malah gambar bunglon!!! *merinding hebat* *kemudian mulut berbusa*. Yang ada itu saya lagi ngerjain laporan langsung geli abeeeeeeesss dan close window buru-buru sambil bergidik. Emang siiiiiiiiiih itu tipe kaki bunglon juga tapi kan bukan itu yang gue cariii!! Huhuhu... akupun trauma berat dan gak pernah searching kata-kata itu lagi di google. Preeet... cukup sekali aku merasakan (T^T)

Jadiiiii saya resmi menempatkan kedua binatang ini sebagai nomor #1 yang saya paling benci. Tiap ada katak atau kadal atau ular pasti aku benciiiiiiiiiih sekaleh melihatnyaaaaa :p (tapi untuk kura-kura gak lah ya kalau ngeliatnya dari jauh *orang di rumah juga melihara kok*. Kalau kura-kuranya dideketin sampe pola lurik-lurik di badannya keliatan, nah baru....)

2.       Fisika
Yang ini mah entah kenapa ya bisa benci huhuhu akupun tak tahu. Yang ngambil major study di fisika maafkanlah aku, aku tidak benci padamu melainkan pada bidangmu! *kemudian dibakar di tengah JICA sama anak-anak fisika*
Waktu SMP tuh pernah dapet PR Fisika. Sebagai anak yang rajin, rendah hati, pandai menabung, cantik, lemah gemulai dan enak dipandang *opo toh iki* saya pun memutuskan untuk mengerjakan tugas fisika itu sendiri, sesulit apapun! Akhirnya setelah berkutat sekitar 2 menit dan menyerah *yeeee cepet amat nyerahnya* saya minta bantuan papa untuk ngerjain soal ini. Tapiiiiiii ternyata papanya udah tidur. Karena kepepet besok dikumpulin, ya saya bangunin deh papa. Yang ada kejadiannya begini: papa ngejelasin à saya gak ngerti à papa jelasin lagi à saya makin ga ngerti à papa marah-marah terus tidur lagi à saya gak ngerti dan sedih dan akhirnya nyerah.

Ya udah dari situ tiap ngerjain pr fisika saya pasrah untuk... nanya aja ke temen yang udah ngerjain hehehehe *bahasa halus untuk mencontek*
Pas SMA keadaan tidak berubah dengan guru fisika yang mendukung rasa benci saya sama fisika. Kecuali di kelas 3 itu ada Bu Atti yang baiiiiiiiiiiik dan enaaaaaaaaaak banget ngajarinnya. Tidak ada yang suliiiiit kalau kata Ibu hahaha anak-anak SMA 4 yang diajar Bu Atti pasti tau deh kalimat itu. Maka dari situlah saya lumayan bisa fisika walaupun cuma sedikit banget.

Pas kuliah, saya terkena tamparan kenyataan kalau ternyata di biologi ada mata kuliah Fisika Umum! Huhuhuhu rasanya pengen nangis aja dah. Milih biologi itu ya maksudnya biar kagak ketemu fisika gitcyuuuh. Etapi ternyata masih ada *geleng-geleng kepala merasa dibohongi* Untung cuma 1 semester dan walaupun gak ngerti-ngerti banget *banget gak ngertinya maksudnya* tapi bisa lulus dengan nilai B :’)
Anehnya, ini sekeluarga padahal jago fisika semua, lho, kecuali saya! Papa sama kakak cowok saya lulusan Politeknik Manufaktur Bandung *yang notabene harus ngerti fisika lah ya pasti* dan kakak cewek saya masuk teknik kimia ITB *heloooo anak teknik kagak jago fisika apa kabarnya deh*. Kayanya cuma saya yang bego banget fisikanya di rumah *kecuali mama ya, soalnya cuma mama juga di rumah yang bidangnya IPS hehe*. Entah sampai kapan rasa benci ini akan kupendam...

3.       Jeroan dan Daging Kambing
Bagi banyak orang, mungkin daging kambing adalah benda paling maknyus yang bisa dimakan oleh manusia sehat. Begitu pula dengan jeroan yang konon kabarnya gurih-gurih nikmat gimana gitu. Nah, entah kenapa ya, saya gak suka keduanya.
Saya selalu menganggap daging kambing itu bauuuuuuuu kayak embeknya aja pas masih hidup. Dan emang bener! Selama ini kalau makan sop kambing gitu pas ada yang akikah idiiiih nyium baunya aja langsung bilang NO besar. Di rumah ternyata papa, kakak cewek, dan Hanum suka sama daging kambing. Kalau beli sate kadang suka beli sate kambing juga selain sate ayam. Jadi kalau papa beli sate, pasti idung saya mengendus-endus curiga sambil nanya, “Ini sate kambing atau ayam?”. Kalau udah dijawab ayam pun saya belum 100% yakin jadi pasti diendus-endus lagi satenya. Kalau udah yakin gak ada bau kambing sedikit pun baru deh saya mamam. Tapi kalau ada yang ngasih daging yang ga ada bau kambingnya dan saya gak dikasih tau kalau itu daging kambing, kayaknya bakal saya makan juga deh. Secara gak tau rasa dagingnya kaya gimana, jadi as long as i don’t know kalau itu kambing yaa gak ada masalah kayanya. Muahahahaha...

Kalau soal jeroan... gak semua saya benci sih. Untuk paru, usus (ayam) , dan ampela saya masih doyan. Tapi kalau babat, usus sapi, otak, hati, iyuuuuuuuuuuuuuwwwwwwwhhh menyingkir dan enyahlah jauh-jauh!!!! Gak tau kenapa ada yang bisa saya makan dan enggak. Tapi kalau makan apa gitu dan ditawarin “mau jeroan?” otomatis pasti geleng-geleng kepala.

4.       Ada yang Ngilangin Barang
Duh ini mah, gak sukaaaaaaaaaaa banget!
Jangan salahkan kalau saya pelit dan posesif tiap minjemin barang karena kebanyakan kalau saya ikhlas minjemin barang tuh pasti adaaaaaaaaaa aja orang sembrono, gak bertanggung jawab, nyebelin, dan gak pedulian yang ngilangin barang saya. Mungkin banyak yang nganggep lebay banget deh cuma pulpen 2000 ilang aja sampe segitunya tapi heloooo mau cuma upil juga tetep aja kali kalau minjem harus dibalikin *oke, ini menjijikan*.
Kita gak pernah tau lho barang yang kita pinjem punya nilai historik sebesar apa bagi pemiliknya jadi pleaseeee banget kalau minjem tuh harus dipikirin, bisa gak jaganya? Kalau ilang bisa gak tanggung jawabnya? Iya, kan? Iya, kan? IYA KAAAAAAN??? *arahin mic ke arah pembaca*
Gak ngerti deh, udah dipinjemin tuh berarti dikasih tanggung jawab sama amanah buat ngejaga benda yang dipinjemin, eh malah diilangin =.= Mending kalau mau dan bisa ngegantiin, kalau engga? May I teke you bolak-balik? *gosok-gosok kepalan tangan*

5.       Bikin Dasar Teori buat Laporan
Ahahahaha personal banget kalau ini!
Entah kenapa kalau pas laporan bagian dasar teori pasti maleeeessss bingit *pake ‘bingit’ biar kekinian*. Mendingan dapet bagian pembahasan atau editor sekalian, deh, huhuhuhu..
Hal yang bikin males dari bikin dasar teori bagi saya adalah:
  •  Nyari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran kontennya
  • Ngutip kalimat dari sumber (lengkap dengan footnote dan daftar pustakanya)
  • Ngebaca secara keseluruhan materi dan nulis ulang pake bahasa sendiri

Malesin gak? Malesin dooooong...
Tapi anehnya tiap beres baca dasar teori buatan sendiri tuh ada kepuasan gitu. Berasa aja saya sendiri yang ngelakuin penelitian untuk semua teori, konsep, prinsip, hukum yang ada di tulisan itu. Muahahahaha... padahal ilmu baru sampe baca penemuan orang dan nulis ulang ya, itupun udah males. 

So, those are 5 things I hate the most. Don't judge me for being like this :D

Selasa, 25 Februari 2014

Semester Enam!

Hehe sepertinya udah jadi kebiasaan ya setiap awal semester saya selalu posting di sini.
Biarin ah ya biar semangat tiap awal semester :p

Well well well... Sebelumnya mau nanya dulu nih sama semester 5, apa kabarnya wahai kalian? *arahin mic ke semester 5* *dilempar biakan bakteri*

Oke, semester 5 ga usah dibahas ya. Kayaknya semester yang satu itu udah terkontaminasi sama mikrobiologi.

Jadi? How is 6th semester? Sejauh ini kabar paling mengejutkan di semester ini adalah.......
mata kuliah metodologi penelitian akan diakhiri dengan seminar proposal skripsi asli. bukan proposal latihan. bukan seminar latihan. tapi yang asli buat nanti saya penelitian skripsi. yah begitulah.
Sistem perkuliahannya sebenernya oke banget. Dari minggu pertama sampe akhir bakal diajarin cara nyusun propsal skripsi (dan proposal PKM-P!!! oh Tuhan mengapa ini jugaaa??!!) mulai dari cari artikel jurnal pendukungnya sampe daftar pustaka. Minggu ini udah masuk pembuatan latar belakang tapi saya masih cenat cenut nyariin artikel jurnal yang fix karena yang saya download kebanyakan udah lewat dari 5 tahun ke belakang huhuhu. 
Ibaratnya kalau kata pa ari widodo "Kalau anda punya ide, lalu nyari dan nemu artikel tahun di 2000, 2002, 1998 ya itu sama seperti kalau ada yang nawarin anda disket. Biar kata gratis tapi siapa juga yang mau? Udah basi! Berarti ide anda sudah basi!" JLEB! JLEB! JLEB! JLEB! JLEB!

Anyway...

Semester ini bau-bau tingkat akhir udah mulai kecium. Apalagi dengan matkul metlit itu. Ditambah dengan matkul ekologi umum yang bagi anak dik adalah kuliah lapangan terakhir (dan paling hebring pula). Sejauh ini destinasi untuk kulap yang satu ini selalu paling jauh di banding kulap lain (ya eyalaaaaah! TMII? Kebun Raya Bogor? Taman Bunga Nusantara? Seaworld? Batan Jakarta? Ragunan? Lewaaaaat semua! Kebon Binatang Bandung? Hapalagi -_-).

Berdasarkan pengalaman kakak tingkat angkatan 2008-2010, lokasi kulapnya selalu ambil jawa timur ke sananya lagi. Angkatan 2008 kalau ga salah ke Taman Nasional Bali Barat dan angkatan 2009-2010 sama-sama ke Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Angkatan saya ke mana dong kira-kira? Hehehehehe rahasia duoooong *kedip-kedip ga penting*. Rencananya sih ke daerah *piiiip* tapi belum tau juga dapet izin atau enggak. Nantikan saja pemberitahuan lokasi fixnya okeee apakah kami akan kulap ke Kalimantan? Papua? Atau bahkan Afrika? Naaaaantiiiiiikaaaaanlaaaah~~~ Muahahahaha *ketawa ala jin*
Yang paling dikhawatirkan selain ijin sebenernya adalah dana. Manalah taun lalu aja biaya udah Rp. 1.500.000 per orang. Entah taun ini berapa T^T *nangis berjamaah*

Okay selanjutnya ada juga matkul Seminar Pendidikan Biologi dan Seminar Pendidikan Agama Islam. Fyuh. Fyuh. Fyuh. Yang SPB sebenernya cukup simpel, cuma cari jurnal, bikin makalah dan presentasi. Tugas akhirnya proposal skripsi (sebenernya sih simulasi) tapi karena udah ditugasin juga di metlit jadi ya dianggap sama lah tugasnya. Kalau SPAI gimana? Udah ga usah dibahas. Males.

Terus teruuuuuus ada juga matkul biologi standar *yakin lo standar?* kaya Genetika, Kapita Selekta 2 *lanjutan Kapsel 1* dan Perencanaan Pembelajaran Biologi. 

Dan yang gak kalah cetar membahana adalah matkuuuuulll... jeng jeng jeng jeng.... KKN!!! Yeaaaay akhirnya saya ngontrak matkul hasyemele hasyemele ini uwooooooo~~~ Entahlah bagaimana keadaan finansial saya pertengahan tahun ini. Pertama kulap, kedua KKN. Dua-duanya butuh dana yang lumanjen ya. Tapi saya yakin aja sama Allah deh, yang Maha Memiliki Bumi, Langit, dan seluruh isinya pasti bakal ngasih saya jalan dan rejeki yang terbaik untuk melalui keduanya. Aamiin...

Segitu aja deh curhatan awal semester ini. Semoga semua yang membaca postingan ini diberi kemudahan oleh Allah dalam semua kegiatan yang diniati dengan baik dan semoga berkah selalu rezekinya. Hohoho~~~ 
Goodbye adios amigos~~~

Senin, 13 Januari 2014

Almost 6th...

Holala~~ *nari kune-kune ala Gon-chan di komik Baby and I*
Selamat tahun baru semuanya ^^ walaupun telat 13 hari, anggap saja ini adalah tahun baru ya soalnya emang ini postingan pertama di blog ini di tahun baru muahahahaha...

Seperti biasa, kalau udah kuliah bukan main malesnya untuk posting apapun di blog. See, cuma beberapa postingan yang saya tulis selama semester 5. Seringnya malah post di tumblr karena entah kenapa kalau di tumblr itu enak banget posting macem-macem dalam porsi sedikit-sedikit. Jadi setiap hari bisa posting banyaaaaak banget *kalau reblog itu termasuk posting ya muehehehe*

Anyway...
The 5th Semester is almost done.... and... I think I'm not doing anything quite well this semester...
Semester ini super sibuk dan super nyebelin dalam segi kuliah maupun tugas. Dengan segala tingkat kestressan yang ada I've to trying really hard to put quite effort to doing something. Even if cuma ngerjain jurnal praktikum tapi alamaaaaak malesnya gak ketulungan. Rasanya pengen bakar tu jurnal saking keselnya. And to make it worse....... tiap kuliah juga banyak bosennya daripada dengerin dosen yang lagi ngejelasin. Ada beberapa minggu cuma saya abisin buat masang muka sok serius padahal dalam hati udah terkantuk-kantuk dan tidur akibat males dengerin kuliahnya. That was the worst part karena saya sungguh udah nyia-nyiain kesempatan untuk mengerti semua materi kuliah supaya pas h-1 ujian gak perlu belajar keras.

Tapi alhamdulillah akhirnya sadar juga dan kembali mencoba untuk fokus walaupun bisa dibilang, materi kuliah semester ini sangat agak membosankan. Kebanyakan berupa materi abstrak yang kalaupun dipraktekin itu yaaa rada jauh sama kejadian sehari-hari. Dibandingin sama semester 4 yang menurut saya materinya asyik banget kaya PSUPD (Pembelajaran Sains untuk Pendidikan Dasar), Embriologi Hewan, Ilmu Gizi, dll. Tapi semester ini saya harus bisa bertahan dengan materi-materi yang sangaaaaaat teoritis dan butuh kesadaran, kesabaran, dan kemauan yang tinggi untuk bisa mengerti semua itu.

Well... tinggal 2 mata kuliah lagi yang belum diuji dan doakan saya yaaaaa semoga bisa dilalui dengan gemilang!! :D

By the way way way...
Bulan Februari nanti saya akan memasuki semester 6 dan bertemu dengan mata kuliah awyeah di sana. Can you believe it? Berarti blog ini udah hampor 3 tahun lho secara dibikinnya pas masuk kuliah dulu muahahahaha amit-amit ya isi postingannya aja gak sampe 50 *tutup muka*. Doakan lagi ya semoga semester 6 ini akan bisa saya lalui dengan penuh kesadaran supaya hal2 di atas (segala males ngerjain tugas dan kuliah) tidak terjadi lagi. Enough mamaaaaaaaah aku gamau berakhir sia-sia di atas bangku seharga 2 juta per semester ituuuuuu!!!