Halaman

Kamis, 17 April 2014

A Journey Called "Book" - Winnie The Pooh

Being a book-addict isn't my choice at first. It was my mom's.

Sebagai seorang pecinta baca dan buku, mama selalu menyuruh anak-anaknya untuk beli satu buku setiap bulannya, pas momen belanja bulanan. Maksud dan tujuannya sederhana, supaya anak-anaknya cinta buku. Kebiasaan ini berlangsung selama kurang lebih dari saya TK sampai SD. Dan jujur aja, ini yang membuat saya bisa jadi orang yang sangat hobi baca seperti sekarang. Selera buku saya tentu aja gak sama sejak kecil. It is changed, through the times.

Pada awalnya saya suka beli buku cergam Winnie The Pooh. Itu, lho, cerita tentang Pooh si beruang madu dan temen-temen binatangnya yang lain kaya Piglet si babi kecil teman baik Pooh, Tiger si harimau periang, Eeyore si keledai pendiam dan penyendiri, Owl si burung hantu bijak, Rabbit si kelinci yang agak-agak galak (kalau gak salah), Christoper Robin--satu-satunya manusia di cerita itu, dan banyak lagi tokoh lainnya.

Peta Desa Pooh dan Kawan-Kawan

Bisa baca di sini untuk tau lebih banyak tentang Winnie The Pooh.

Well, it's kind of amazing how my brain is managed to still remember those details. Bahkan saya masih inget cerita-ceritanya. Ada yang tentang Piglet yang bikin rumah dari kayu, temen2nya pengen masuk ke rumah itu tapi karena kekecilan akhirnya ga dibolehin sama Piglet (akhirnya mereka semua bikin rumah kayu yang lebih besar bareng-bareng), ada juga tentang Tiger yang loreng-loreng di tubuhnya tiba-tiba menghilang kalau gak salah karena kena hujan (pada akhirnya loreng2nya muncul lagi setelah dia nyoba berbagai cara), terus tentang Pooh yang takut ke dokter dan akhirnya diajakin Christoper Robin (lupa akhirnya gimana), dan terakhir (yang saya inget) ada tentang Eeyore yang ekornya ilang (ini absurd, dan saya juga lupa ini ceritanya ada atau cuma imajinasi saya doang).

Saya masih inget juga karakter tiap tokohnya, Pooh si beruang madu gendut yang tergila-gila sama madu dan cuma pake kaus merah doang, gak pake celana. Piglet, babi berwarna pink dengan baju garis-garis (itu baju bukan sih?) yang selalu gugup kalau gak ada Pooh di dekatnya. Tiger si harimau yang cara jalannya aneh dan gak akan pernah dibahas sebagai cara jalan hewan mamalia di matkul Zoover yaitu lompat-lompat dengan ekornya sebagai tumpuan. Eeyore, keledai yang kesian banget, pendiem, rumahnya di pinggir sungai dan jauh dari yang lainnya, udah gitu cuma berupa dua kayu yang saling bersender (kaya atep rumah gitu), ekornya bisa lepas dan selalu dipitain pink. Rabbit si kelinci yang punya kebon wortel di depan rumahnya dan suka senewen sendiri kalau Tiger mulai lebay bertingkah. Owl burung hantu yang multitalenta, bisa jadi penasihat, dokter, guru, dan lain-lain. Terus yang terakhir Christoper Robin, manusia yang ganteng muncul entah dari mana, suka ngasih nasihat kalau Pooh dkk mulai-mulai ngaco kelakuannya. Chris itu ibaratnya seperti kakak asuh gitu deh bagi Pooh.

Karakter di kartun Winnie The Pooh

Cerita-cerita dari buku Pooh koleksi saya ini selalu tentang cerita ringan, ditulis dalam buku tipis full colour, cocok buat anak-anak yang baru mulai belajar baca. Sebelah halaman untuk gambar dan sebelahnya lagi untuk narasi cerita yang tidak terlalu banyak, ditulis dalam huruf berukuran cukup besar khas buku anak-anak. Pas saya belum bisa baca, mama selalu bacain untuk saya, biasanya malem2 sebelum tidur setelah buku itu dibeli. Gak tau kenapa sampai sekarang masih kebayang gimana asik dan enaknya tidur di sebelah mama atau papa sambil dibacain buku cergam Winnie The Pooh. Atau besok paginya abis pulang sekolah saya duduk-duduk sambil bolak-balik buku itu, ngeliatin gambarnya. Kadang suka nusuk-nusuk penuh emosi ke gambar tokoh yang kelakuannya kebetulan lagi nyebelin di buku itu *dari kecil udah kejam, ya, maaf*

My Very First Winnie The Pooh

Buat saya, Winnie The Pooh itu ibaratnya buku pertama saya. Dan memang tagline di buku-buku cergam itu adalah "My Very First Winnie The Pooh". Isi ceritanya bermakna dan selalu ada "the moral of the story" atau moral cerita di akhir ceritanya. Temanya tentang kejadian keseharian yang sering terjadi, terutama di dunia anak-anak. Tokohnya punya karakter yang 'manusiawi' dalam artian walaupun baik tapi kadang bisa bikin salah juga atau walaupun keliatannya nyebelin tapi pasti punya sifat baik yang gak disangka-sangka. It's a good book, indeed.
Kalau nanti saya punya anak, buku ini (kalau masih ada tentunya) pasti akan jadi salah satu buku yang saya beliin untuk dia. Sangat disayangkan, saya kurang apik dalam memelihara buku *bahkan sampai sekarang*. Jadinya buku-buku koleksi Winnie The Pooh saya bertebaran entah ke mana, udah bertahun-tahun gak pernah saya lihat lagi hiks... *seka air mata*

For me, Winnie The Pooh isn't only the honey addict bear that wear the same red t shirt everyday. He is more than that. Definitely more than that :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar