Halaman

Minggu, 16 Oktober 2011

Anak Biologi 'Menye-menye'? Gak lah ya... ;D

Salah besar kalau ada yang bilang mahasiswa jurusan Biologi dan Pendidikan Biologi (yang notabene bakal jadi guru) adalah mahasiswa yang belajarnya gampang dan gak ribet (at least, gak seribet anak MIPA lainnya)!
Sebelum saya masuk Pend. Biologi, saya juga sempet mikir, "Ah, anak Biologi, ngapain sih belajarnya? Paling-paling hapalan, ngitung-ngitung mana ada... Gak ribet, deh, pokoknya..."
Dan pas saya udah masuk kuliah....
JENGJENG!!!
Kenyataannya berbalik 180 derajat, deh!

Ternyata kuliah anak Biologi itu jauh dari kata 'menye-menye'. Alias cuma duduk, ngapalin, dst... Buat jadi anak Biologi dibutuhkan fisik yang sangat kuat dan mental yang gak cengeng.

Emangnya anak Biologi ngapain aja, sih? Paling cuma ngapalin klasifikasi hewan dan tumbuhan, kan? Tipe-tipe kuliah di sinetron gitu deh...
Ha-ha!
This is a real life! Iya, kalau kita gak mau repot (dan kalau bisa) mungkin kerjaan kita cuma ngapalin nama species kaya anak cowok di iklan obat apa tuh yang anti lupa (hehe), tapi di perkuliahannya, ngapalin nama species ya gak gitu aja... Kita belajar dari klasifikasi kingdom-species, dan kuliah lapangan secara nyata untuk liat species-species yang kita pelajari.

Anak Biologi di kampus saya, yang cowok sedikiiiiiiiit banget! Bahkan di kelas cuma ada 2 ekor! Pikiran orang luar... "Anak Biologi yang cowok tuh kayanya melambai deh, gaulnya ama cewek gitu... Anak mami!"

Haduuh mana ada... Yang ada kami para cewek yang 'melelaki' karena kegiatan kita juga yang gak sembarangan. Kemampuan untuk bertahan di alam bebas ketika kami melakukan kuliah lapangan itu SANGAT DIPERLUKAN!

Kemarin saya dan temen2 sejurusan ikut kegiatan orientasi kuliah lapangan (Oricula Biologinensis). Kegiatan yang saya kira cuma akan diisi dengan kegiatan seneng-seneng layaknya camping anak pramuka itu ternyata GAK SERINGAN ITU!!

Pertama, kami disuruh bawa ransel ukuran minimal 60 liter. Hadeuh, kalau saya duduk aja tinggi ransel itu lebih tinggi daripada kepala saya. Pas dipake juga bagian atasnya ngintip dari ubun-ubun.

Kedua, kami dijejalin sama barang-barang ini-itu untuk dibawa yang bikin ranselnya SANGAT PENUH! Pada akhirnya, kami bawa ransel 60 liter di punggung, dan daypack di bagian depan. Yup! Cukup satu kata, BERAT!

Ketiga, kami sampai di Pangalengan (lokasi) jam 9 malem dan setelah solat, kami semua langsung disuruh melakukan trek malam untuk sampe ke lokasi camping! Can you imagine that (kalimat favorit)? Di tengah-tengah hujan lebat dengan bawaan sebanyak ibu-ibu abis ngeborong Pasar Baru, saya dan temen2 jalan, menyusuri trek yang kadang naik-kadang turun, kadang kita jalan di tengah-tengah kebun teh, kadang juga masuk hutan dengan trek yang aduhai banget. Gak lupa dengan teriakan membahana dari para Komisi Disiplin "MARU LELET! 2011 LELET!! MAU TIDUR JAM BERAPA KALIAN?!" Mana bawaan berat dan yang paling parah adalah trouble dengan sepatu saya. Lepas di tengah jalan! Beberapa puluh meter saya jalan di medan yang gak mulus itu hanya berlapiskan kaus kaki.

Keempat, kami melakukan trek malam lebih dari 3 jam (masih perlu dicatat, ini semua dilakukan di saat HUJAN LEBAT) dan ketika sampai di lokasi camping, kami hanya dikasih waktu 5 menit untuk istirahat dan kemudian harus bikin tenda secepatnya. Dalam keadaan kedinginan, capek, ngantuk dan kelaperan, saya dan anggota-anggota lainnya mencoba bikin tenda, dengan tensi yang udah naek ke ubun-ubun, kadang-kadang yang keluar dari mulut kami adalah teriakan kesal satu sama lain. Saat tenda sudah selesai (dibantu pula, sama P.O. Oricula, Kang Adit. Makasih kang :D), kami dimarah-marahin sama Komdis. Iya, gara-gara bikin tenda setengah jam lebih. Setelah itu, sebelum tidur, kami dikasih kado dulu, push-up. Gatau berapa seri. Lupa, saya udah keburu mati rasa.

Kelima, kami hanya tidur kurang dari 3 jam (itu pun yang bisa tidur) dan langsung dibangunin untuk sholat tahajud disambung subuh. Ngantuknya gak ada dua! Setelah matahari terbit, kami langsung senam, sarapan dan siap-siap untuk Outbond. Outbond? Main flying-fox? HAHA, ya gaklah! Outbond di sini itu kami berjalan ngitarin gunung, naik-turun bukit, dateng ke setiap pos untuk dapet materi, sambil gak lupa ngambilin spesimen di tengah jalan-jalan kami. Kelompok pertama mulai start dari jam 9-an, dan kelompok terakhir (kelompok 8) baru sampai di lokasi camping lagi jam setengah 8 malem. Kami semua tiba dalam keadaan basah. Selain karena sempet hujan beberapa saat (sebelum dzuhur, ketika dzuhur dan sekitar jam 3an sampai jam 5an terus hujan) kami yang pake ponco tetep aja kebasahan. Dan di pos terakhir, pos Biocita, kami disuruh masuk ke sungai, menenggelamkan tubuh sampai ke perut, siram kepala pake topi lapangan yang diisi air dan benamin muka ke dalem air. Fi-uh...

Sebenernya apa hubungannya kegiatan orientasi kulap itu sama kuliahnya anak Biologi yang katanya gak 'menye-menye' itu?
Sebagai maru, yang saya tangkep adalah, oricula itu sangat menggambarkan keadaan ketika kami kuliah lapangan nantinya!

Pertama, ransel 60 liter itu, nantinya akan menjadi a must have item buat kami. Itu ukuran minimal lho! Yang cowok malah diharapkan punya yang berukuran lebih besar karena nantinya merekalah yang akan membawakan benda2 berat seperti tenda ketika kulap.
Kami juga gak lantas disuruh bawa ransel 60 liter tanpa ada pengarahan sebelumnya. Sebelum oricula ini dilaksanakan, kami dikasih pengarahan dari kakak tingkat Biocita (Biologi Pecinta Alam) tentang cara-cara dasar dalam packing. Saya pernah nulis tentang hal ini di tumblr saya.
Daaan cara-cara packing yang bener itu memang SANGAT berperan penting dalam keselamatan benda-benda di ransel kita. Percaya deh, saya ngerasain merananya pake celana PDL basah semalaman karena air merembes masuk ke ransel saya (yang jatuh terguling) dan membasahi semua pakaian saya. Percaya gak, itu ransel padahal udah dikasih lapisan trash bag dan bajunya pun udah saya masukkin kresek, ranselnya pun ada di dalam tenda! Tapi teuteup aja itu ransel dan isi-isinya basah -_-
Satu lagi, packing itu akan menentukan nyaman-tidaknya tubuh kita dalam membawa beban sebanyak itu. Medan trekking gak cuma datar lho, ada juga naik-turun dan bahkan kemarin saya sempet jalan merapat ke kanan karena satu meter di sebelah kiri saya itu adalah jurang! Sebagaimana kata kang Badru selaku Komdis, "Packing yang bener! Kalian sekarang di alam! Salah sedikit bisa fatal akibatnya!"

Kedua, trek malem itu akan kami lakukan lagi di kuliah lapangan matkul Ekologi (khususnya Ekologi Umum untuk prodi pendidikan). Di kulap Ek-um itu, nantinya kami akan mengamati hewan nocturnal (dengan kata lain apaaaa? dilakukan di malam hari!), membuka jalur ke hutan dan membawa... ransel 60 liter juga! Sudah ketebak, kan, apa gunanya oricula ini?

Ketiga, saat kami oricula, mungkin kami masih terus didampingi, diingatkan, diteriaki, disemangati dan diurusi oleh para panitia. Tapi nanti ketika kuliah lapangan yang asli? Siapa yang mau masak? Siapa yang mau bantuin bikin tenda? Siapa yang mau bantuin buka jalur selain dosen dan asprak yang ikut? Gak ada! Pure, hanya kami sendiri yang bakal ngurus diri kami.
Mungkin ketika oricula dan kami melakukan kesalahan, hanya push-up yang kami dapatkan sebagai hukuman. Tapi ketika kulap yang sebenarnya, para dosen gak segan-segan ngasih nilai E untuk kesalahan yang kita lakukan! Naudzubillahimindzalik yaaa *kaya apaan aja*

Keempat, ngapain sih kami ditenggelemin di sungai sama senior Biocita? Tak lain tak bukan adalah karena nanti pun ketika kulap, kami akan masuk ke sungai untuk ngambil sampel/spesimen yang dibutuhkan. Latihan dong, dari sekarang! Selain itu, dengan bikin badan kami basah sekalian, justru akan bikin rasa dingin hilang dari tubuh. Ini, namanya penyesuaian suhu tubuh, gitu kata senior Biocita -_-

Hal yang sangat saya syukuri dari kegiatan oricula kemarin adalah, ketepatan saya memilih sepatu. Sepatu lapangan, yang ada cakram di bagian alasnya. Sepatu ini bikin kaki saya gak licin walau jalan di trek yang agak curam. Yang agak bikin saya meringis adalah, ujungnya yang terbuat dari besi dan agak tajam waktu kena ke pangkal jari saya (terutama kalau saya lagi ngerem di turunan).
Hal paling parah adalah ketika trek malem. Kaget karena gak nyangka akan langsung trekking malem itu juga, di tengah hujan dan tiga jam nonstop dalam kondisi kehausan, keingetan rumah terus (Mamaaaa pengen pulaaaaang aku gamau kaya ginian lagi! Gamau! *ababil*), dan mata saya ngantuk berat! Setiap berhenti sebentar aja, saya langsung bungkukin badan kaya lagi rukuk, posisi paling nikmat untuk istirahat dengan beban berat di punggung. Dan seketika itu juga, mata saya merem-melek nahan ngantuk, gak jarang saya jalan sambil setengah merem. Saya sempet juga berhalusinasi, berasa ngeliat tenda di kejauhan, padahal pohon! Malem yang gelap, hujan dan kondisi ngantuk bikin penglihatan saya kacau!

See?
Jurusan mana lagi sih, yang kegiatan kuliahnya udah kaya anak-anak pecinta alam gini? Gak ada! Makanya hanya jurusan kami di fakultas saya yang diperbolehkan untuk melakukan camping di alam bebas, karena kegiatan ini sangat penting untuk kegiatan kuliah lapangan nanti.
Kalau anak mahacita, mungkin mereka emang punya passion untuk menjelajah alam, gak peduli beratnya hal itu. Kalau anak Biologi? Suka gak suka, kuat gak kuat, bisa gak bisa, harus mau keluar-masuk hutan, naik-turun gunung, berenang-renang di sungai dan laut demi ilmu yang bakal kami dapetin! Gak jarang, untuk ngamatin spesimen anak Biologi harus diving, rappeling, dan melakukan kegiatan membahayakan lainnya. Ini semua kami lakukan semata-mata demi ilmu pengetahuan! *srooot, sedot ingus, terharu*

Soooo, masih ada anggapan anak Biologi itu... hanya jago ngehapal, 'menye-menye', anak mami dan gak tangguh? Masuk deh ke jurusan Biologi! Mariiii :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar